Sebelumnya kita simak terlebih dahulu kisah singkat perjalanan Prof. Dr.Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliyau lelaki kelahiran Pare-Pare, 25 Juni 1936 . Dia penuh kontroversi dan merupakan sosok manusia paling multidimensional di Indonesia. Beliyau 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Dalam forum Dunia, Prof. Habibie antara lain anggota The Nasional Academy of Engineering (AS) dan The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences yang berhak memberikan pertimbangan bagi calon pemenang hadiah nobel.
Reputasi keilmuan Habibie dibuktikannya melalui 48 karya tulis tentang aerodinamika, termodinamika, dan konstruksi pesawat terbang. Setelah batal menulis disertasi tentang kapal selam yang mampu bertahan berbulan-bulan di bawah air laut (karena di ambil alih oleh pembimbingnya untuk kepentingan NATO) Habibie pun akhirnya menulis disertasi tentang konstruksi pesawat terbang berkecepatan 7 kali kecepatan suara dengan YUDISIUM SUMMA CUM LAUDE dari Fakultas Tekhnik Mesin, TECHNISCHE HOCHSCHULE AACHEN, Jerman (1965).
Setelah merampungkan gelar Doktor, Habibie bekerja pada MBB (MESSERCHMITT BOELKOW BLOHM) di Hamburg, Jerman Barat. Di MBB Ia pernah menjabat Wakil Presiden, suatu jabatan tertinggi pada industri Jerman yang pernah dicapai oleh Orang non-Jerman. Ketika mengepalai Divisi Konstruksi Ringan di MBB, ratusan Insinyur dan Doktor warga negara Jerman pernah menjadi anak buahnya. Saat itu Ia sukses membuat solusi terhadap problem sains yang tidak terpecahkan selama bertahun-tahun oleh para ahli Jerman.
Saatnya bercanda ini…ternyata keilmuan atau iptek BJ Habibie juga di terapkan di lingkungan keluarganya. Terbukti ketika putra beliyau masih kecil, BJ Habibie mengajak putranya memainkan sebuah permainan. Langsung saja ke TKP:
BJ Habibie: Aku akan mengajukan satu pertanyaan, jika kamu tidak tahu jawabannya maka kamu membayar ayah hanya Rp 500-‘, dan jika ayah tidak bisa menjawab pertanyaan kamu, ayah akan membayar kamu Rp5000-‘.
BJ Habibie mengajukan pertanyaan pertama,
BJ Habibie: Berapa jarak dari Bumi ke Bulan nak?
Putranya tidak mengucapkan sepatah kata pun, langsung merogoh saku, mengeluarkan Rp 500-‘.
Sekarang, giliran Putranya …
Dia bertanya kepada BJ Habibie,
Putranya: Ayah apakah yang naik ke atas bukit dengan 4 kaki, dan akan turun dengan 2 kaki?
BJ Habibie melakukan pencarian di internet, dan meminta bantuan pada semua teman-temannya yang cerdas di Jerman. Setelah satu jam ia memberikan Putranya Rp5000-‘.
BJ Habibie sambil penasaran bertanya:Nah, jadi apa nak yang naik keatas bukit dengan 4 kaki dan turun dengan 2 kaki ??
Putranya tanpa menjawab langsung merogoh saku, dan memberikan BJ Habibie Rp 500-‘.
BJ Habibie:#$%^%@!*....
Itulah perjalan singkat BJ Habibie,(dari berbagai sumber)
Dalam forum Dunia, Prof. Habibie antara lain anggota The Nasional Academy of Engineering (AS) dan The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences yang berhak memberikan pertimbangan bagi calon pemenang hadiah nobel.
Reputasi keilmuan Habibie dibuktikannya melalui 48 karya tulis tentang aerodinamika, termodinamika, dan konstruksi pesawat terbang. Setelah batal menulis disertasi tentang kapal selam yang mampu bertahan berbulan-bulan di bawah air laut (karena di ambil alih oleh pembimbingnya untuk kepentingan NATO) Habibie pun akhirnya menulis disertasi tentang konstruksi pesawat terbang berkecepatan 7 kali kecepatan suara dengan YUDISIUM SUMMA CUM LAUDE dari Fakultas Tekhnik Mesin, TECHNISCHE HOCHSCHULE AACHEN, Jerman (1965).
Setelah merampungkan gelar Doktor, Habibie bekerja pada MBB (MESSERCHMITT BOELKOW BLOHM) di Hamburg, Jerman Barat. Di MBB Ia pernah menjabat Wakil Presiden, suatu jabatan tertinggi pada industri Jerman yang pernah dicapai oleh Orang non-Jerman. Ketika mengepalai Divisi Konstruksi Ringan di MBB, ratusan Insinyur dan Doktor warga negara Jerman pernah menjadi anak buahnya. Saat itu Ia sukses membuat solusi terhadap problem sains yang tidak terpecahkan selama bertahun-tahun oleh para ahli Jerman.
BJ Habibie: Aku akan mengajukan satu pertanyaan, jika kamu tidak tahu jawabannya maka kamu membayar ayah hanya Rp 500-‘, dan jika ayah tidak bisa menjawab pertanyaan kamu, ayah akan membayar kamu Rp5000-‘.
BJ Habibie mengajukan pertanyaan pertama,
BJ Habibie: Berapa jarak dari Bumi ke Bulan nak?
Putranya tidak mengucapkan sepatah kata pun, langsung merogoh saku, mengeluarkan Rp 500-‘.
Sekarang, giliran Putranya …
Dia bertanya kepada BJ Habibie,
Putranya: Ayah apakah yang naik ke atas bukit dengan 4 kaki, dan akan turun dengan 2 kaki?
BJ Habibie melakukan pencarian di internet, dan meminta bantuan pada semua teman-temannya yang cerdas di Jerman. Setelah satu jam ia memberikan Putranya Rp5000-‘.
BJ Habibie sambil penasaran bertanya:Nah, jadi apa nak yang naik keatas bukit dengan 4 kaki dan turun dengan 2 kaki ??
Putranya tanpa menjawab langsung merogoh saku, dan memberikan BJ Habibie Rp 500-‘.
BJ Habibie:
Itulah perjalan singkat BJ Habibie,(dari berbagai sumber)
cukup bikin tersenyum
makasih...^__^
bagus2...! saya suka dengan pak habibie
gyant, uciL juga suka pak BJ ....
saya juga suka dengan pak BJ Habibie. namun sayang karena politik beliyau tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk bangsa ini....