Sejarah Bom Bunuh Diri

Bom bunuh diri (suicide bomber) merupakan tindakan yang sulit diantisipasi. Kasus terror bom dengan cara bunuh diri di Indonesia sudah terjadi beberapa kali. Sejak tahun 2005 bom bunuh diri tercatat di JW Marriot, di Kedutaan Australia, bom Bali I dan bom Bali II dan sekarang terjadi lagi di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton.

Di dunia kasus-kasus bom bunuh diri sudah sering terjadi. Yang paling mengerikan justru dilakukan oleh dua perempuan di Bandara Tushino, Moskow,Rusia. Perempuan itu diduga meletakkan bom bunuh diri di tempat penjualan tiket di pintu masuk bandara saat akan berlangsung konser terbuka. Karuan saja tempat tersebut dipadati oleh pengunjung.

Dari peristiwa ini sedikitnya 20 orang tewas dan 22 luka. Di Riyadh Arab Saudi kasus bom bunuh diri jugaa pernah terjadi hingga menewaskan 29 orang. Selain korban tewas juga ada 194 luka-luka dalam tiga aksi bom bunuh diri termasuk Sembilan pelakunya. Bom bunuh diri juga terjadi di Hotel Palestina, Iraq yang menewaskan 4 orang dan yang terakhir di kantor PBB Iraq yang menewaskan 24 orang.

Konon bom bunuh diri pertamakali terjadi pada abad ke-20 yang dipelopori kelompok Hizbullah. Dari Hizbullah ini muncul pengebom-pengebom bunuh diri kelas satu. Amerika Serikat pun menciptakan stigma awal munculnya terrorisme internasional.

Di Indonesia aksi bom bunuh diri pernah terjadi pada tahun 1990-an. Belanda menyebutnya sebagai Aceh Moord atau bunuh diri ala Aceh. Sedangkan bom bunuh diri paling heroic yang menjadi cacatan sejarah bangsa Indonesia Adalah pada era perjuangan kemerdekaan tahun 1945.

Tindakan itu dilakukan oleh Muhammad Toha di Bandung Selatan dengan meledakkan dirinya di gudang mesiu milik tentara Belanda demi melemahkan kekuatan mereka. Peristiwa ini akhirnya dikenal sepanjang sejarah perjuangan dengan sebutan Bandung Lautan Api.(Sumber Pos Kota)


Semoga di Indonesia sudah tidak ada bom bunuh diri lagi

Artikel Terkait: